Kenali Saraf Kejepit, Penyebab Dan Cara Diagnosis



Sahabat sehat.


    Saraf terjepit adalah kondisi medis umum yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Itu terjadi ketika ada kompresi atau tekanan pada saraf, yang dapat menyebabkan nyeri, kelemahan, dan mati rasa di area yang terkena. 
    Saraf terjepit dapat terjadi di berbagai bagian tubuh, seperti leher, punggung, bahu, pergelangan tangan, dan kaki. Pada Artikel ini, kami akan memberikan penjelasan mendetail tentang saraf terjepit, termasuk penyebab, dan gejalanya.

Apa itu Saraf Terjepit..?

    Saraf terjepit adalah suatu kondisi di mana saraf dikompresi atau diperas oleh jaringan di sekitarnya, seperti tulang, otot, tulang rawan, atau tendon. Kompresi ini dapat mengganggu fungsi saraf, menyebabkan gejala seperti nyeri, kesemutan, mati rasa, dan kelemahan.

    Tubuh memiliki banyak saraf yang mengatur berbagai fungsi, seperti gerakan, sensasi, dan fungsi organ. Saraf ini berjalan dari sumsum tulang belakang ke berbagai bagian tubuh, seperti lengan, kaki, dan organ dalam. Ketika saraf terjepit atau tertekan, itu dapat mengganggu sinyal yang dikirim dan diterimanya, yang menyebabkan gejala di area yang terkena.

Apa Penyebab Saraf Terjepit..?

     Beberapa faktor yang dapat menyebabkan saraf terjepit, antara lain:

1. Cedera: 
     Cedera pada tubuh, seperti patah tulang, dislokasi, dan keseleo, dapat menyebabkan pembengkakan dan pembengkakan pada jaringan di sekitarnya, yang menyebabkan kompresi saraf.

2. Gerakan Berulang: 
    Gerakan berulang, seperti mengetik, dapat menyebabkan peradangan di pergelangan tangan, menyebabkan sindrom carpal tunnel, bentuk umum dari saraf terjepit.

3. Postur tubuh yang buruk: 
    Postur tubuh yang buruk, seperti membungkuk atau membungkuk, dapat menekan tulang belakang, menyebabkan saraf terjepit.

4. Penuaan: 
    Seiring bertambahnya usia, cakram di tulang belakang dapat merosot, menyebabkan penyempitan saluran tulang belakang dan saraf terjepit.

5. Obesitas: 
   Kelebihan berat badan dapat memberi tekanan pada tulang belakang, yang menyebabkan saraf terjepit.

6. Kehamilan: 
    Kehamilan dapat menyebabkan pembengkakan di tubuh, yang menyebabkan kompresi saraf.

7. Radang sendi: 
    Radang sendi dapat menyebabkan peradangan pada persendian, yang menyebabkan kompresi saraf.

Apa Gejala Saraf Terjepit..?

    Gejala saraf terjepit dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan tingkat keparahan kompresi. Beberapa gejala umum dari saraf terjepit meliputi:

1. Nyeri : 
   Saraf terjepit dapat menyebabkan nyeri di area yang terkena, yang berkisar dari ringan hingga parah. Rasa sakitnya mungkin tajam, terbakar, atau berdenyut dan mungkin konstan atau terputus-putus.

2. Mati rasa: 
    Saraf terjepit dapat menyebabkan mati rasa atau kehilangan sensasi di daerah yang terkena.

3. Kesemutan: 
    Saraf terjepit dapat menyebabkan kesemutan atau sensasi kesemutan di area yang terkena.

4. Kelemahan:
    Saraf terjepit dapat menyebabkan kelemahan pada area yang terkena, sehingga sulit untuk melakukan gerakan tertentu.

5. Atrofi Otot: 
    Pada kasus yang parah, saraf terjepit dapat menyebabkan atrofi otot, yaitu hilangnya massa dan kekuatan otot.

     Gejala saraf terjepit juga dapat bergantung pada lokasi kompresi. Misalnya, saraf terjepit di leher dapat menyebabkan nyeri dan kelemahan pada lengan, sedangkan saraf terjepit di punggung bawah dapat menyebabkan nyeri dan mati rasa di kaki.

Bagaimana Cara Diagnosis Saraf Terjepit..?

    Jika seseorang mengalami gejala saraf terjepit, mereka harus menemui dokter untuk diagnosis. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin juga akan melakukan tes diagnostik.

Berikut adalah beberapa langkah untuk mendiagnosis saraf terjepit:

1. Identifikasi gejalanya: 
    Gejala saraf terjepit dapat berupa nyeri, mati rasa, kesemutan, atau kelemahan di area yang terkena.  Penting untuk mencatat kapan gejala muncul, berapa lama berlangsung, dan aktivitas atau gerakan apa yang memperburuknya.

2. Melakukan pemeriksaan fisik: 
    Seorang dokter atau penyedia layanan kesehatan akan melakukan pemeriksaan fisik untuk memeriksa tanda-tanda saraf terjepit.  Ini mungkin termasuk menguji refleks, kekuatan, dan sensasi di area yang terkena.

3. Memesan tes diagnostik: 
    Bergantung pada tingkat keparahan gejalanya, dokter dapat memesan tes diagnostik untuk memastikan diagnosis saraf terjepit.  Ini mungkin termasuk elektromiogram (EMG), studi konduksi saraf, MRI, atau CT scan.

4. Singkirkan kondisi lain: 
    Kondisi lain dapat menyebabkan gejala serupa, jadi penting untuk mengesampingkannya sebelum mendiagnosis saraf terjepit.  Beberapa kondisi yang dapat menyerupai gejala saraf terjepit antara lain carpal tunnel syndrome, herniated disc, dan tendonitis.

5. Tentukan lokasi saraf terjepit: 
   Setelah saraf terjepit didiagnosis, penting untuk menentukan lokasi kompresi atau jebakan.  Ini akan membantu memandu pilihan pengobatan dan menentukan penyebab yang mendasari saraf terjepit.

6. Kembangkan rencana perawatan: 
   Perawatan untuk saraf terjepit akan bergantung pada penyebab yang mendasari dan tingkat keparahan gejala.  Pilihan pengobatan mungkin termasuk istirahat, terapi fisik, pengobatan, atau pembedahan.

    Secara keseluruhan, diagnosis saraf terjepit memerlukan evaluasi gejala secara menyeluruh, pemeriksaan fisik, dan tes diagnostik untuk menentukan lokasi dan tingkat keparahan kompresi atau jebakan.  Dengan diagnosis dan perawatan yang tepat, kebanyakan orang dengan saraf terjepit dapat meredakan gejalanya.

    Itulah penjelasan tentang saraf kejepit, semoga bermanfaat..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

manfaat kunyit untuk kesehatan dan kecantikan

9 manfaat teh hijau untuk kesehatan

makanan yang dianjurkan dan yang harus dihindari bagi penderita lambung

Tumbuhan disekitar kita yang bermanfaat untuk kesehatan